GERAK RELATIF DALAM KINEMATIKA
Disusun oleh:
Anita Valerie Stephani Simanjuntak
NIM: 210343606441
A. Uraian Materi
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat gerak suatu benda dari titik acuan tertentu. Ketika pergi dengan menggunakan mobil, kita seringkali melihat pemandangan pohon. Kita yang diam di dalam mobil melihat pohon-pohon bergerak padahal tidak. Pohon-pohon tersebut justru terlihat bergerak karena kita sedang berada di dalam mobil yang bergerak.
Dalam Fisika, keadaan seperti ini disebut sebagai gerak relatif. Gerak relatif atau semu adalah gerak yang didasarkan oleh titik acuannya. Benda yang diam akan seolah-olah terlihat bergerak karena adanya gerakan dari si pengamat.
Berdasarkan ilustrasi di atas, pengamat A masing-masing berjarak 5 satuan dari pengamat B dan pengamat C. Menurut pengamat A, titik C berada di +5 satuan, sementara menurut pengamat B titik C berada di +10 satuan. Kedua pengamat ini tidak salah. Pengukuran kedua pengamat ini berbeda sebab mereka menggunakan acuan yang berbeda.
Pada situasi yang lebih umum, mari kita anggap titik C sebagai titik P. Pengamat A berada pada kerangka acuan SA yang diam. Pengamat B dan titik P berada di acuan SB yang bergerak ke kanan dengan kecepatan vBA. Jika posisi P menurut B adalah rPB , maka posisi P menurut A adalah:
rPA = rPB + vBAt
B. Fenomena dalam bidang Bioteknologi
Tidak banyak fenomena gerak relatif yang dapat dikaitkan dengan Bioteknologi. Namun kita dapat melihat contoh pada tumbuhan sekitar. Kita selalu mengganggap bahwa tumbuhan tidak dapat bergerak, padahal tanpa kita sadari tumbuhan itu sendiri bergerak. Bedanya, tumbuhan bergerak secara pasif menggunakan sel-sel yang ada di dalamnya. Pergerakan sel tumbuhan dapat diekspresikan dengan pemanjangan serat, pertumbuhan lengan sklereid bercabang, dan lain-lain.
Misal di suatu hari yang panas, kita melewati sebuah ladang bunga matahari dan berhenti sejenak untuk mengamatinya. Dari sudut pandang kita, tumbuhan tampak tidak bergerak. Padahal jika kita lihat dari titik acuan atau dari sisi tumbuhan bunga matahari, tumbuhan itu bergerak meskipun gerakan itu semu. Batang bunga matahari pada saat yang panas itu ternyata tengah bergerak bertumbuh ke arah datangnya sinar (fototropisme). Disinilah gerak relatif itu bekerja.
1.1 Bunga matahari yang bergerak ke arah datangnya sinar matahari.
1.2 Mengamati bunga matahari.
1.3 Fototropisme
C. Teknologi pada bidang Bioteknologi
Sangat disayangkan, teknologi yang menggunakan gerak relatif pada bidang Bioteknologi belum ada sampai sekarang. Namun kita dapat melihat gerak relatif pada teknologi GPS (Global Positioning System). Secara umum sistem GPS memiliki tiga komponen utama yakni ground segmen (stasiun kontrol), space segmen (satelit), dan user segmen (perangkat receiver). GPS akan menentukan posisi receiver dengan metode trilaterasi dari sedikitnya empat satelit yang selalu terlihat dari titik manapun di bumi setiap saat. Informasi dari tiga satelit diperlukan untuk menentukan lokasi, sementara sinyal ke-empat dibutuhkan untuk menentukan waktu secara akurat.
Relativitas menyebabkan sistem GPS mengalami penyimpangan waktu. Gerak relatif satelit terhadap bumi mengakibatkan waktu di satelit lebih lambat dibanding waktu bumi (Teori Relativitas Khusus), sedangkan gravitasi bumi membuat waktu satelit bergerak lebih cepat dibanding waktu bumi (Teori Relativitas Umum). Upaya untuk mengatasi solusi ini adalah dengan memperlambat jam atom satelit dengan waktu di bumi ketika mengorbit sehingga perbedaan waktu di bumi dan di satelit akan sama.
D. Contoh soal pada bidang Bioteknologi
1. Perahu dengan kecepatan 3 m/s menyeberangi sungai selebar 30 meter dengan arus berkecepatan 4 m/s. Jika perahu diarahkan tegak lurus terhadap arah aliran sungai. Tentukan
- (a) Kecepatan perahu terhadap orang di pinggir sungai
(b) Jarak yang ditempuh perahu
Penyelesaian:
(a) Kecepatan perahu terhadap orang di pinggir sungai
(b) Jarak yang ditempuh perahu
E. Permasalahan Kontekstual Pada Bidang Bioteknologi, Solusi-Solusi Penyelesaian Yang Sudah Ada, Solusi Terbaru Yang Ditawarkan, Dan Desain Miniatur Teknologi Penyelesaiannya.
Ketika kita ingin menonton bioskop 3D, pasti sebelum masuk ke dalam ruangan nonton kita akan diberi sebuah kacamata 3D guna benar-benar merasakan efek real yang ditawarkan. Akibat adanya kacamata 3D ini, kita mendapat pengalaman yang menakjubkan saat menonton. Misal ketika ada adegan di dalam film kecipratan air, kita pun bagaikan ikut terkena cipratan air.
Dengan kacamata yang menggunakan prinsip dasar polarisasi ini, film yang kita lihat di layar lebar seakan-akan "bergerak" mendekat ke arah kita. Padahal jika dilihat dari sudut pandang lain, itu hanya sekedar film biasa yang di desain dan di atur sedemikian rupa agar terlihat real di kacamata 3D.
Nah, meskipun menonton memakai kacamata 3D memang keren, sebenarnya kacamata 3D ini membuat mata kita bekerja semakin keras. Film-film 3D memadukan beberapa gambar di atas gambar yang lain untuk menciptakan efek nyata, belum lagi perpindahan gambar yang cepat akan memaksa mata untuk tetap fokus. Hal-hal seperti mengakibatkan mata cepat lelah, kepala pusing, mual, dan pandangan berputar.
Untuk menghindari ini, solusi yang ditawarkan adalah dengan mengikuti anjuran yang ada, membatasi waktu menonton dengan kacamata 3D, dan berhenti menonton jika mulai merasa pusing, mata lelah, atau mual.
Sementara untuk solusi yang akan saya tawarkan adalah dengan menggunakan inovasi dari mahasiswa Unair Surabaya selepas menggunakan kacamata 3D, yakni Losepocket. Losepocket adalah penutup mata dilengkapi wadah penahan bahan-bahan kompres mata seperti mentimun, kentang, atau sari teh agar tetap melekat di mata. Dengan demikian, inovasi ini dapat mengatasi gejala mata lelah karena dilengkapi dengan ice gel sebagai pendingin yang dapat memberi efek relaksasi pada mata.
F. Contoh Artikel (Permasalahan Kontekstual Dan Solusi Penyelesainnya) Yang Sesuai.
Rujukan
Bukti Cek Plagiasi
Comments
Post a Comment